Rabu, 07 Agustus 2024

Hindari 80 Penyebab Penderitaan Bag. 1: Menyekutukan Allah SWT

Menyekutukan Allah atau syirik kepada Allah SWT merupakan dosa besar yang menduduki rangking pertama dari sekian banyak dosa besar. Menurut bahasa, syirik berarti persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah SWT dengan selain Allah (makhluk-Nya). Syirik kepada Allah dapat berupa sikap menyekutukan Allah secara dzat, sifat, perbuatan dan ibadah. . Orang-orang yang condong kepada hal-hal yang berbau musyrik memiliki iman yang lemah dan meyakini keberadaan Allah bukanlah satu-satunya tempat untuk mengadu, tempat untuk menyerahkan diri dan tempat untuk berlindung. sehingga orang-orang seperti ini mudah percaya perkataan dukun, kekuatan keris, kekuatan ghaib, kekeramatan, kuburan, pohon, patung dan hal-hal lain yang dikendalikan oleh jin dan setan untuk mengajak manusia ke lembah kemusyrikan dan kemungkaran.

Syirik dikategorikan sebagai dosa paling besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. 
Allah SWT berfirman:
نَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
¨
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."(QS. An-Nisa: 48)



Selasa, 17 Juni 2014

                                                             ETIKA WANITA MUSLIMAH DALAM SURAT AN-NUR



Surat An-Nur ayat 31:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki mereka, atau putera saudara-saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan –pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”


An-Nur ayat 61:
وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui. 
A. ASBABUN NUZUL
Sebab nuzul surat An-Nur ayat 31:
Dalam suatu riwayat di kemukakan bahwa Asma’ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjungi wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelang-gelang kakinya, demikian juga dada dan sanggul-sanggul mereka. Berkatalah Asma’ : Alangkah buruknya (pemandangan) ini.” Turunnya ayat ini (S. 24:31) sampai ‘auratunnisa’ berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada kaum mu’minat untuk menutup aurat mereka. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil yang bersumber dari jabir bin Abdillah.)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang wanita membuat dua kantong perak yang diisi untaian batu-batu mutu manikam sebagai perhiasan kakinya. Apabila ia lalu dihadapan sekelompok orang-orang, ia memukul-mukulkan kakinya ketanah sehingga dua gelang kakinya bersuara merdu. Maka turunlah kelanjutan ayat ini (S.24:31) “wala yadlribna bi arjulihinna” sampai akhir ayat yang melarang wanita menggerak-gerakan anggota tubuhnya untuk mendapatkan perhatian laki-laki. (diriwayatkan oleh Ibnu Jariryang bersumber dari Hadlrami)
B. POKOK ISI SURAT
Ayat 31 : perintah menundukan pandangan, menjaga kemaluan, tidak menampakan perhiasan dan menutup aurat.
Ayat 60 : etika dalam menggunakan perhiasan
C. PENAFSIRAN AYAT
Ayat 31:
Dalam ayat ini Allah menyuruh Rasul-Nya agar memberi petunjuk kepada kaum wanita agar jangan memandang aurat laki-laki dan aurat wanita yang mereka tidak dihalalkan memandangnya (antara pusar dan lutut). Demikian pula jika mereka memandang selain itu dengan dorongan syahwat maka hukumnya haram. Tetapi jika tanpa dorongan syahwat, maka tidak haram, namun demikian, menahan pandangan terhadap laki-laki asing adalah lebih baik bagi mereka. 
Hendaklah para wanita memelihara kemaluannya dari perbuatan yang diharamkan, seperti berzina dan hendaklah menutupinya agar tidak dilihat oleh siapapun. Tidak menampakkan sedikitpun dari perhiasannya kepada lelaki asing, kecuali apa yang tampak dan tak mungkin di sembunyikan seperti cin-cin, celak mata dan lipstick. Lain halnya jika mereka menampakan perhiasannya yang harus disembunyikan. Seperti gelang tangan, gelang kaki, kalung, mahkota dan anting-anting. Karena semua perhiasan ini terletak pada bagian tubuh (betis, leher, kepala, dahi dan telinga) yang tidak halal untuk dipandang, kecuali oleh orang-orang yang dihalalkan dalam ayat ini.
Hendaklah mereka menahan kudungannya ke dada bagian atas di bawah leher, agar dengan demikian mereka dapat menutupi rambut, leher dan dadanya, sehingga tak sedikitpun daripadanya yang terlihat. Menampakan perhiasan hanya kepada suami dan beberapa orang tertentu. Salah satunya adalah budak wanita. Atau pembantu laki-laki yang sudah tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, tidak mempunyai kebutuhan kepada wanita. Karena lanjut usia hingga syahwatnya hilang, maupun karena di kebiri. Atau anak-anak yang belum baligh, belum mempunyai syahwat dan belum mampu menggauli wanita.
Hendaknya wanita tidak memukulkan kaki ke tanah agar gelang kakinya bergemerincing karena yang demikian itu dapat membangkitkan kecenderungan kaum lelaki kepada mereka.
Ayat 60:
Adapun para wanita yang tidak dapat melahirkan lagi karena usianya yang sudah lanjut dan tidak mempunyai keinginan untuk kawin, maka tidak berdosa untuk menanggalkan pakaian luarnya seperti mantel dan jilbab yang berada di atas kudung dengan syarat tidak menampakkan perhiasan tersembunyi seperti rambut dan bagian atas dan betis kepada mahram maupun bukan mahramnya.
Para wanita tidak berdosa untuk duduk dirumahnya dengan mengenakan kudung serta menanggalkan jilbab selama tidak bermaksud bersolek dan menampakkan perhiasan yang wajib di sembunyikan. Hal ini jika mereka tidak mempunyai sisa-sisa kecantikan yang bisa menimbulkan syahwat. Tetapi jika mereka mempunyainya, maka tidak termasuk dalam pembicaraan ayat ini.
Jika mereka memelihara kehormatan dengan tetap mengenakan jilbabnya. Maka hal itu lebih baik bagi mereka daripada meninggalkannya karena akan menjauhkan mereka dari fitnah. Allah Maha Mendengar perkataan yang berlangsung antara mereka dan para lelaki. Serta Maha Mengetahui maksud mereka. Tidak sedikitpun diantara perkara mereka yang tidak diketahui agar tidak terbujuk oleh syethan untuk melanggar perintah dan larangannya.
D. HIKMAH PELAJARAN
Salah satu fitrah wanita adalah rasa malu. Malu di sini bukan berarti rendah diri tapi rasa malu yang dilihat dari cara berpakaian. Wanita yang berjilbab rapat menandakan keistiqomahannya dalam menjaga fitrah atau rasa malunya agar tetap utuh. Dengan adanya rasa malu, segala tindak tanduk dan tutur katanya dapat terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Qur’an dan sunah. Semakin kurang iman seseorang, semakin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, semakin buruk kualitas akhlaknya. Menjaga rasa malu dan hijab yang diperintahkan Allah. Itulah satu-satunya cara memelihara kesucian dan kehormatan.
Perhiasan sejati bagi wanita muslimah akhlak yang mulia dan perilaku takwa. Dan kekayaannya yang sejati adalah iman. Salah satu ciri khas wanita adalah menjaga pandangan.

Jumat, 06 Desember 2013

ROTI UNYIL: ROTI KESUKAANKU WAKTU KULIAH

Akhir-akhir ini aku suka banget dengan yang namanya roti. Alhasil setiap pagi kadang-kadang aku sarapan dengan roti. Pada suatu pagi, aku sedang menyantap roti bakar dan segelas susu cokelat. Sendirian..karena suamiku sudah pergi kerja pukul 05:00 WIB pagi. Maklum suamiku itu seorang penyiar yang mengisi ceramah pagi di station radio TREND FM Purwakarta frekuensi 101.2 (jangan lupa denger ya setiap pukul 06:30 WIB..bisa streaming juga di www.trend1012fm.com..he..he..promosi) dan habis itu mengajar di sekolah. Hanya pas pagi tadi aku nyesel juga belum sempat menyiapkan sarapan pagi karena bangun kesiangan pukul 05:00 pas suamiku pergi (aduh..my dearest ..I am so sorry...mudah-mudahan kamu ga marah ya..).

Kembali ke persoalan roti, pas aku makan roti bakar..tiba-tiba aku teringat dengan roti unyil. Roti unyil adalah roti kesukaanku waktu kuliah dulu di Bogor. Aku suka beli roti unyil yang sudah dikemas dengan kotak kardus makanan kecil...rotinya kecil-kecil dan hmmm...enak banget. Pertama kali beli roti unyil itu, pas waktu dulu ke Cisarua Bogor..waktu ada acara HAMAS (hamas disini bukan kelompok mujahidin di Palestina lho..tapi singkatan dari Himpunan Mahasiswa Akuntansi Syariah...keren ya...dan kebetulan lho kayaknya orang yang mengusulkan nama HAMAS untuk nama organisasi kita itu suka banget dengan kelompok mujahidin HAMAS..terus artinya pas banget dengan organisasi kita, jadilah kita pake nama HAMAS). Semenjak aku beli roti unyil itu, aku jadi ketagihan dengan rasanya yang sangat enak. Nah...tiba-tiba aku kepikiran gimana kalau aku buat roti unyil sendiri..terus aku searching deh di internet (di Bah google yang super pinter..he..he..) resep membuat roti unyil. Ini dia resepnya:

RESEP ROTI UNYIL

BAHAN:
- 100 gram tepung terigu protein tinggi (cakra)
- 100 gram tepung terigu proten sedang (segitiga)
- 125 ml air es
- 7 gram ragi instan
- 3 gram cake emulsifier (SP)
- 20 gram susus bubuk
- 1 butir kuning telur, kocok rata
- 40 gram margarin
- 5 gram garam halus

Isi: selai cokelat, fruit mix, abon, selai kacang, keju atau sesuai selera
Olesan : 2 butir kuning telur aduk rata dengan 25 ml susu cair tanpa rasa

CARA MEMBUAT ROTRI UNYIL ANEKA RASA:

1. Campur kedua jenis tepung dengan gula pasir, susu bubuk dan ragi instan, aduk rata. Masukkan kuning         telur, aduk rata. Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga elastis. Masukkan cake emulsifier,           aduk rata. Tambahkan garam dan margarin lalu uleni hingga kalis. Bentuk bulat lalu letakkan dalam kom         adonan, tutup dengan plastik wrapping. fermentasi adonan 45 menit.
2. Buang gas dalam adonan dengan cara memukul adonan. Timbang adonan per 25 gram lalu bulatkan             letakkan di atas meja stainless yang telah ditaburi tepung.
3. Isi adonan dan bentuk-bentuk sesuai selera, susun dalam loyang yang telah diolesi margarin. Olesi dengan     bahan pengoles, diamkan 15 menit. Panggang dalam oven dengan suhu 1850 Celcius hingga matang               kuning keemasan. Angkat dan sajikan.

Wah..ternyata mebuat roti unyil susah-susah gampang. Nanti Insya Allah aku akan praktekkan deh biar          suamiku senang. Sekian dulu posting kali ini...aku lanjut kalau sudah berhasil buat roti unyilnya.





Jumat, 29 November 2013

Kunci-Kunci Keberhasilan

      Setiap manusia ingin berhasil dalam kehidupannya, memiliki kesejahteraan dan kemakmuran hidup, murah rezekinya dan bahagia hidupnya. Seringkali dua orang yang berbeda yang sama-sama memiliki predikat sarjana atau sama-sama pebisnis, namun dalam kehidupan selanjutnya, yang satu berhasil dan yang lainnya tidak mengalami perubahan sama sekali. Mengapa hal tersebut terjadi?Apakah kita harus menyerah terhadap nasib dan takdir? Jawabannya tentu saja tidak, karena menurut para ulama takdir itu terbagi menjadi dua, yaitu: yang bersifat mubram (tetap/tidak berubah) dan yang bersifat mu'allaq (bisa berubah). Dalam Alquran Allah SWT berfirman:


"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka"

        Dalam ayat Al Quran di atas, sudah jelas disebutkan bahwa jika seseorang ingin mencapai keberhasilan atau mengalami perubahan dalam hidupnya maka orang tersebut harus berusaha. Usaha yang dilakukan seseorang bisa berupa usaha/ikhtiar lahir dan usaha/ikhtiar batin. Contoh usaha lahir seperti kerja keras, belajar, giat mencari peluang kesempatan, giat mencari relasi dan sebagainya. Adapun usaha secara batin seperti berdoa, shalat, berpikir optimis, berprasangka baik, dan semua hal yang bersifat kejiwaan dan pemikiran. Sesungguhnya pintu rezeki itu ibarat kran air, jika seseorang mampu membuka kran tersebut maka air akan mengalir. Begitu juga rezeki, ada cara-cara tertentu agar kran rezeki terbuka dan mengalirlah rezeki dalam kehidupan kita. Adapun cara-cara membuka kran rezeki diantaranya:

1.   Tobat dan Istigfar
      Tobat dan istigfar berarti meminta ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang pernah kita                 lakukan, dan bertekad untuk memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi kesalahan dan dosa.                     Sesungguhnya kesalahan dan dosa akan menjauhkan kita dari pertolongan Allah SWT, hidup menjadi           tidak berkah dan tidak berdaya guna serta dapat membuat rusak lingkungan. Adapun tobat dan istigfar         akan membebaskan kita dari segala kedukaan, melapangkan dari berbagai kesempitan, diberi rezeki             oleh Allah dari jalan yang tidak disangka-sangka. Imam Ibnu Katsir - mengutip hadist qudsi marfu'. Rasul       bersabda: "Allah berfirman: Demi Kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku dan ketinggian-Ku di atas 'Arsy,                 tidaklah suatu negeri dan penghuninya berada dalam kemaksiatan kepada-Ku yang aku benci,                       kemudian  mereka berupaya mengubah keadaan tersebut menjadi ketaatan kepada-Ku yang Aku cinta,         melainkan Aku akan mengubah bagi mereka siksa-Ku yang mereka benci menjadi rahmat-Ku yang               mereka sukai." (Dari penuturan Ali bin Abi Thalib k.w., sebagaimana diriwayatkan dari al-Hafizh                   Muhammad bin Utsman).

2.   Bertakwa kepada Allah SWT
      Takwa memiliki makna menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah SWT dengan jalan               melaksanakan perintah-perintah-Nya, taat kepada-Nya, menjauhi larangan serta perbuatan maksiat.             Adapun ciri-ciri orang yang bertakwa dalam Q.S Ali Imran ayat 134 diantaranya: menafkahkan hartanya       baik di waktu lapang maupun sempit, mampu menahan amaran dan bersabar (sabar ketika serba                   kekuarangan dalam hal rezeki, ketika menghadapi musibah, dan ketika menegakkan suatu kebenaran)          mampu memaafkan kesalahan orang lain baik diminta maupun tidak, senantiasa ingat kepada Allah SWT.
     Adapun keberuntungan yang akan didapat dari orang bertakwa adalah: datangnya berbagai keberkahan        hidup, mendapatkan jalan keluar dari segala permasalahan dan memudahkan segala urusannya, serta              dilimpahkan rezeki dari tempatnya/jurusan yang tidak terduga.

 3.  Menegakkan Sholat
 4.  Menciptakan Keluarga harmonis
 5.  Menghargai Waktu dengan melakukan hal yang bermanfaat
 6.  Selalu Tersenyum
 7.  Berbakti kepada Orang Tua
 8.  Berpegang Teguh pada Cita-Cita 
 9.  Selalu Berbuat Yang Terbaik
10. Keyakinan adalah Keajaiban
11. Jauhi Rasa Iri dan Dengki
12. Selalu Optimis
13. Menjaga Kesehatan
14. Berbaik Sangka
15. Kasih Sayang terhadap manusia
16. Bersedekah
17. Bersyukur
18. Silaturahmi, Persaudaraan dan Persahabatan
19. Kerja Keras

      
      

Sabtu, 23 November 2013

Tobat, Istighfar dan Pikiran Positif



Waktu terus berlalu, tak terasa sudah beberapa bulan aku sudah
menjalani hidup berumah tangga. Kegiatanku sekarang hanya mengurus suami dan pekerjaan rumah. Suatu hal yang menyenangkan dan harusnya disyukuri walaupun kami belum dianugerahi momongan. Namun ternyata hidup berumah tangga itu tidak semudah yang kita bayangkan seperti ketika awal kita mau menikah. Kita harus menyatukan dua pikiran yang berbeda dan saling memahami. Untuk masalah ini mungkin aku tidak akan membahas terlalu banyak. Aku hanya akan membahas tentang kegiatanku di rumah. Seperti yang tadi telah kuceritakan sebelumnya, kegiatanku sekarang hanya jadi IRT..menunggu suami pulang, memasak, merapikan rumah, dan lain-lain. Memang, ketika ada suami di rumah aku merasa terhibur..tapi ketika suami kerja ...rasa bosan kadang menyelimuti hatiku sepertinya tidak ada kegiatan yang berarti...pernah aku melamar pekerjaan kebeberapa tempat...tapi belum ada satupun yang menerima aku. Terkadang bermunculan pikiran negatif di benakku dengan keadaanku sekarang ini...tapi setelah aku pikir-pikir kita tidak boleh berfikir negatif kepada Allah SWT..selalu berfikir positif karena dibalik semua kejadian itu pasti ada hikmahnya...begitulah wejangan yang sering kudengar dari para ustadz....

Daripada bengong menunggu suami pulang, iseng-iseng aku buka dan baca-baca buku...ada buku yang menarik yang sebagian aku kutip dari buku itu. Siapa tahu membuat aku jadi termotivasi setelah membacanya, pikirku dlam hati. Kali ini aku akan tuliskan sepenggal kisah pengalaman dari Dr. Norman V Peale dalam bukunya "Hasil mengagumkan dari Cara Hidup dan Berfikir Positif"

"Pada suatu malam ketika saya mengakhiri ceramah saya dengan jamuan makan malam di aula hotel. Seorang laki-laki maju ke depan dan menantang saya dengan berkata,
'Saya telah membaca buku Anda. Saya telah mencobanya, tapi sedikitpun tidak berhasil.'
'Mengapa tidak berhasil?'tanyaku padanya
'Justru itulah yang ingin saya ketahui!'gerutunya.
Karena masih punya waktu lebih, sambil menunggu terlambatnya keberangkatan pesawat pulang, saya mengundang dia berbincang sebentar di kamar hotelku menginap.
'Saya tidak bermaksud bersikap kurang sopan,'katanya ketika kami mulai duduk ngobrol,'tetapi saya ingin mencari tahu apa sebabnya yang tidak beres itu. Saya seolah-olah kehilangan pegangan sama sekali. Saya merasa gugup dan semangatku diliputi ketegangan. Saya mempunyai isteri dan keluarga sejahtera, perusahaan yang berjalan lancar, rumah yang besar dan bagus, dan selalu pergi mengunjungi rumah ibadah. Anda pikir saya adalah orang yang berbahagia, tetapi...'lalu ia meneruskan kisahnya, dari suatu kesulitan kepada kemelut yang lainnya; dan cara berfikir positif, katanya, sedikitpun tidak bisa menolongnya.
Setelah berbincang-bincang sebentar, saya sengaja mengajukan pertanyaan kepadanya,'Apakah Anda telah melakukan sesuatu hal yang tidak beres?'
'Ada, tetapi itu kuanggap tidak penting.'
'Apa?'tanyaku mendesak.
'Ah, tidak ada alasan untuk menyebutnya. Saya telah melakukan sesuatu yang sama sekali tak ada kaitannya dengan kesulitan-kesulitan saya. Saya hanya berbuat sesuatu yang juga dilakukan oleh setiap orang.'
'Apa yang dilakukan setiap orang itu?'tanyaku lagi.
'Ah,' ia mencoba mengelak, 'hanya sekedar suatu kisah cinta seorang wanita di kota Milwaukee.'
'Sekedar bagaimana?'tanyaku.
Ia ragu-ragu.'mungkin juga tidak begitu kecil seperti anggapan diri saya.'
'Kalau begitu ada baiknya kita persoalkan bersama hal ini. Letak persoalannya adalah bahwa Anda tahu bahwa Anda sedang melakukan sesuatu yang keliru, sesuatu yang bisa memalukan Anda, sesuatu yang besar sekali kemungkinannya merupakan sebab terhalangnya cara berfikir positif itu bekerja pada Anda.'
'Ya, tetapi lalu bagaimana?'tanyanya mempertahankan diri.
'Karena rasa salah itu bisa merupakan suatu sumbat penghalang bagi perkembangan kepribadian Anda,'saya melanjutkan, ia memancarkan rasa takut dan kebimbangan. Ia membatasi tenaga yang mau memberi kekuatan untuk jalannya pikiran yang  sehat. Cara berfikir yang konstruktif lalu menjadi sulit.Juga terdapat faktor mekanis menghukum diri sendiri. Ini harus kita perhitungkan pula. Bila Anda melakukan sesuatu yang salah, Anda ingin menghukum diri Anda agar beroleh perasaan bebas dari ntekanan batin. Jadi, pada halkikatnya, Anda berusaha menggagalkan diri Anda sendiri sebenarnya, sekalipun ini kedengarannya agak janggal. Tentu saja semuanya ini menghalangi perasaan dan pikiran positif yang Anda miliki. Ada kemungkinan segala kesulitan dan kemelut Anda bertitik pangkal dari noda hitam dalam hidup Anda itu.'
'Lalu apa yang harus aku perbuat?' tanyanya. Maka ia meneruskan. 'Apakah jawabannya kira-kira saya harus menghentikannya dan beroleh keampuanan daripada-Nya?Apakah kira-kira begitu?'
'Ya, tepat sekali!' saya mengangguk menyetujuinya. 'Engkau harus memaafkan diri sendiri dulu. Bersediakah Anda memulainya sekarang juga?'Ia mengangguk. Saya dapat melihat bahwa ia memang bersungguh-sungguh, lalu kami pun berdoa.. Saya mempersilakan dia berdoa keras-keras karena ia memang harus banyak membebaskan beban dirinya. Dan oleh karena ia bersungguh-sungguh dalam keinginannya memperoleh perubahan, Tuhan menganugerahkan kepadanya kekuatan jiwa. Maka barulah cara berfikir positif bekerja atas dirinya. Ia tidak lagi memikirkan wanita di Milwaukee itu. Lenyap segala rasa salah dan pertentangan batin yang berkecamuk dalam dadanya. Oleh karena batinnya bersih, ia merasa lega dan lowong baginya untuk menerapkan prinsip cara berpikir positif dengan hasil yamng efektif. Biasanya perubahan semacam ini tidak berlangsung sekaligus, tetapi pasti terjadi. Dan, tentu saja itulah yang terpenting. Salah satu fakta terbesar dalam hidup kita di dunia ini ialah bila seseorang berubah, betul-betul berubah menurut jalan yang diridhai Allah, maka segala sesuatu pasti berubah."


Wah.... ternyata tak terasa aku sudah selesai membaca kisah ini, memang terasa menohok ke dalam hati...namun...kisah ini bisa menjadi renungan untuk kita...mungkin cerita kita tak sama dengan cerita di atas...namun setidaknya kita mampu berfikir..mungkin setiap kegagalan-kegagalan yang pernah kita alami dalam hidup karena ada kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat  (termasuk aku.red). Sehingga aku pribadi tak harus menyalahkan keadaan..kenapa aku tak memiliki kegiatan di luar rumah (kerja...he..he...itu juga kalau suami mengizinkan), belum dianugerahi amanah untuk memiliki momongan, dan lain-lain. Sebagai seorang muslim, kita diajak untuk senantiasa mengarahkan perhatian kita pada hal-hal yang positif, membersihkan diri dari dari kesalahan-kesalahan, dosa, dan beban batin, kemudian lupakanlah semuanya dan maju terus. 
Sebagai penutup dari tulisan ini, aku mau menuliskan sebuah doa (doa Nabi Musa As) ketika kita merasa diliputi kesusahan tidak ada lagi jalan keluar dari permasalahan kita...semoga Allah memberi pertolongan kepada kita semua aamiin...
" Allahumma lakalhamdu, wa ilaikalmustaka, wa 'antalmusta'aan, Wa laa haula wa laa kuwwata illa billahil 'aliyyil 'adzhiim"
 Artinya: Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Hanya kepada-Mu ya Allah.. kami berkeluh kesah, Engkaulah tempat meminta pertolongan, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung"

Selain itu perbanyak istighfar seperti yang disebutkan dalam hadist Nabi SAW "  Siapa yang banyak beristighfar, Allah akan membebaskan dari berbagai kedukaan, akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, dan memberi curahan rezeki dari berbagai arah yang tidak diperkirakan sebelumnya." (HR Ahmad)

...................................................................................................................................................................